KASIH(AN) IBU

Sejak pandemi melanda, saya mengurangi keluar rumah terutama ke pasar tradisional. Beruntung di dekat rumah ada yang menjual sayur dan bahan masakan lainnya. Ada beberapa tempat yang berjualan, jadi ada banyak alternatif pilihan. Ada yang berjualan dengan membuka lapak di depan rumahnya, ada juga yang keliling. 

Salah satu penjual sayur keliling itu adalah Ibu Dar. Begitu dia biasa dipanggil. Belum terlalu tua. Dengan dua tas belanja ditenteng. Menjual sayurnya berkeliling di sekitar lingkungan rumahnya

Saat ada kesempatan ngobrol, sambil memilih-milih, saya tanya tentang kehidupannya. Berjualan sayur baru sekitar 2 tahun ini. Sebelumnya menjual bakso kemasan. Pernah juga menjajakan gorengan buatan sendiri. Namun hasil yang diperoleh tak seberapa.

Bu Dar memiliki 6 orang anak. Dua diantaranya perempuan. Badannya masih terlihat kuat, meski punya gangguan asam lambung. Jalannya yang agak sedikit pincang. Terpaksa berkeliling karena harus menghidupi cucu dari anak bungsunya. Saat usia 1 tahun kedua orang tuanya berpisah dan masing-masing menikah lagi. Tidak tega membiarkan cucunya telantar meski hidupnya sendiri pas-pasan. Setelah selesai berkeliling, Bu Dar mengasuh cucu perempuannya tersebut.

ibu

Seharusnya di usianya itu Bu Dar hanya tinggal bermain saja dengan cucu-cucunya. Sayang keenam anaknya pun kehidupannya biasa saja. Terpaksa Bu Dar harus ikut bekerja. Yang lebih menyedihkan, si anak bungsu yang sudah berkeluarga lagi itu malah tidak bekerja. Bahkan sering meminta uang pada Bu Dar. Pengorbanan seorang ibu yang tak ada habisnya.***

Leave a Reply