MATA DEWA

Aku berkenalan dengannya setahun yang lalu. Dia seniorku. Mata Dewa namanya. Namanya unik seperti orangnya kataku. Dia hanya tersenyum simpul.

Senyuman yang membuatku jadi bersemangat ke sekolah. 

Senyuman itu pula yang membuat tidurku tak nyenyak. Ah…

Pandai, pendiam tapi gesit bila sudah berada di lapangan basket dengan timnya. Dan para gadis selalu memenuhi sisi lapangan untuk menyemangatinya. Hmmm…sepertinya sainganku banyak nih.

Sayang kebersamaan kami hanya setahun. Mata Dewa lulus dan akan melanjutkan pendidikan ke luar kota seperti katanya dulu padaku. Aku harus mulai terbiasa tidak melihatnya lagi di sekolah ini. Sedih…

“Melamun apa, Cantik?” tanya Mata Dewa mengejutkanku.

“Hai, Kak Dewa,” jawabku lesu.

“Kok cemberut?” wajahnya mendekati wajahku.

Pipiku memerah. Kupalingkan muka. Mata Dewa malah tertawa.

“Sedih ya karena kita akan berpisah?”

Mataku terbelalak, kaget dia berkata begitu.

“Sok kepedean,” cibirku.

Mata Dewa tertawa lagi. Ah, aku pasti akan merindukannya.

Melihat mataku yang sendu, tawanya terhenti.

“Sebelum berpisah, Kak Dewa kasi sesuatu nih. Tapi bukanya nanti di rumah, ya,” ucapnya serius.

Aku hanya mengangguk mengiyakan. Penasaran. Tak sabar menunggu bel pulang. Segera setelah sampai rumah, aku membukanya.

Si cantik yang ngangenin…

Setahun cepat sekali berlalu. Secepat perasaan sayang tumbuh di hati ini. Berat rasanya harus berpisah dari kamu yang lucu dan imut. Berat membayangkan jauh dari kamu. Nggak bisa nggodain kamu lagi. Lebih serem sepertinya dari kalo kamu  lagi ngambek, hahaha…

BTW, karena berat itulah akhirnya Kak Dewa putuskan untuk tidak jadi kuliah keluar kota. Eits, tapi dengan syarat : KAMU MAU JADI PACAR KAK DEWA !

Kalo iyes, besok pas Kak Dewa main ke rumah, gelang ini dipakai ya.

Tapi kalo kamu nolak, ya simpan aja gelangnya buat kenang-kenangan karena Kak Dewa akan jadi keluar kota.

So, nasib masa depan Kak Dewa sepenuhnya di tanganmu.

Buat keputusan yang benar ya, Cantik…

See you tomorrow.

Ahhhh….Kak Dewa memang gokilllll !!!!