Menabur Protes, Menuai Komplain
Bekerja di bidang jasa ibarat belajar membaca karakter. Bertemu dengan kustomer yang beraneka sifat dan perangainya. Yang utama harus dimiliki adalah kesabaran dalam menghadapi komplain mereka. Ada yang pasrah dan percaya saja dengan apa yang kita buat. Tipe pelanggan seperti ini adalah idaman para pekerja di bidang jasa.
Tidak rewel, tidak terlalu banyak tuntutan. Namun tidak selamanya akan beruntung mendapat tipe seperti itu. Kadang untuk naik level, harus berhadapan dengan pelanggan yang “spesial’. Berhadapan dengan tipe seperti ini membutuhkan kesabaran ekstra. Ada kalanya suatu produk yang dibuat sudah sesuai pesanan. Namun di mata mereka, ada saja yang kurang pas dan minta direvisi, diganti, dsb.
Sebenarnya tipe pelanggan seperti ini memiliki luka di batinnya yang tanpa disadari mencuat dalam bentuk seperti itu. Tidak pernah puas. Seringkali berhadapan dengan mereka membuat emosi menjadi terpancing juga. Butuh tarikan napas panjang sebelum menjawab segala komplain mereka.
Dari pengamatan selama kurang lebih duapuluh tahun bergerak di bidang jasa, bisa disimpulkan bahwa perlakuan kita sebagai konsumen juga berpengaruh. Pernahkah terpikir bahwa kita sebagai pelanggan juga melakukan hal yang sama? Bila terlalu banyak menawar saat membeli sesuatu, jangan kaget bila seringkali pelanggan menawar harga yang kita beri juga. Minta revisi karena tidak puas? Jangan kaget bila hal yang sama terjadi atas pekerjaan kita. Padahal menurut kita dan mungkin juga orang lain itu sudah cukup baik.
Memutuskan lingkaran seperti itu dimulai dari diri sendiri. Berusaha tidak menawar terlebih kepada pedagang kecil, tidak selalu kurang puas dan protes akan suatu hal, dll. Seperti hukum alam, yang menabur akan menuai. Sesimpel itu.***