TEMPE BUNGKUS DAUN ANDONG
Suatu hari saya mendapat oleh-oleh dari kakak yang habis bepergian ke daerah Bandungan. Kota kecil berhawa sejuk ini selalu ramai karena memang menjadi salah satu daerah wisata. Salah satu destinasi yang dituju bila ke kota ini adalah pasarnya. Mungkin karena hawanya mendukung sehingga sayuran dan buah yang dijual cantik dan segar.
Kali ini saya mendapat oleh-oleh tempe. Ada yang unik dari tempe ini, yaitu bungkusnya yang berbeda dengan yang dijual di tempat saya. Umumnya tempe dibungkus dengan daun pisang. Bahkan sekarang banyak juga yang dibungkus dengan plastik. Tapi tempe Bandungan ini unik karena dibungkus dengan daun andong atau hanjuang.

Daun andong ini khas, berbentuk lanset, ukurannya memanjang agak besar dan berwarna hijau kemerahan (Cordyline) atau hijau muda (Dracaena).
Jenis Hanjuang Cordyline sering dipakai untuk tanaman pelindung atau pembatas pada sawah, ladang, serta perkebunan teh atau kina. Seperti pengertian secara harafiah maupun filosofis dalam masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali bahwa hanjuang bermakna sebagai pembatas ruang.
Selain itu daun hanjuang juga populer sebagai tanaman hias dan bisa juga untuk pembungkus makanan karena memiliki kemampuan antibakterial.
Dijual per ikat berisi 2 bungkus. Harganya cukup murah juga. Dengan uang sepuluh ribu rupiah kakak saya mendapat 15 ikat (30 bungkus ). Tapi harus pandai menawar juga tentunya karena harga yang ditawarkan tiap pedagang berbeda.
Untuk rasa tak berbeda dari tempe lainnya. Hanya lebih tipis saja karena terbatas dengan lebar daun pembungkusnya.***