CINTA TAK TERTANDING DALAM OLAHAN ASEM-ASEM DAGING
Tahun 2020 baru saja berlalu. Seperti biasa saat pergantian tahun begini keluarga berkumpul di rumah ibu. Tak banyak, hanya dua keluarga kecil saja dikarenakan pandemi membatasi kerabat lain dari luar kota untuk berkunjung.
Kebetulan di tempat kami curah hujan cukup tinggi. Acara berkumpul ini tentu saja mampu mengusir hawa dingin yang sejak sore tadi sudah ingin ikut bergabung. Tak lupa bermacam sajian menemani kebersamaan kami dalam canda dan cerita.
Salah satu sajian yang istimewa adalah olahan asem-asem daging masakan ibu. Sengaja ibu memilih menu ini saat kami berkumpul karena beliau tahu masakan ini adalah favorit anak-anaknya sejak dulu. Daging yang dipakai adalah daging sapi bagian sandung lamur kalau orang Jawa bilang.
Dagingnya agak berlemak. Lemak inilah yang membuat aroma dan rasa kuah asem-asem itu kuat dan khas. Dicampur sayur buncis dan dikombinasi dengan wortel membuat warna masakannya semakin cantik. Kuahnya jangan ditanya.
Perpaduan rasa masam gabungan dari asam Jawa, tomat hijau, dan belimbing wuluh, berkolaborasi dengan cabe setan yang pedasnya nendang, dan gurihnya lemak berpadu sempurna menggoyang lidah saya saat mencicipinya tadi. Tak sabar menunggu hingga waktu makan bersama malam nanti.
Masakan ini mungkin biasa saja bagi orang lain. Namun bagi saya, olahan asem-asem daging ini begitu istimewa. Istimewa karena dimasak sendiri oleh tangan ibu tersayang dengan sepenuh cinta untuk anak, menantu, dan cucu-cucunya.
Rasanya bahagia melihat binar mata beliau kala kami tidak puas hanya dengan sepiring saja. Dilengkapi kerupuk dan tempe goreng, benar-benar membuat sajian makan malam ini terasa begitu istimewa dalam kehangatan cinta keluarga dan ibunda. Terima kasih, Ibu.***