Di Suatu Pagi

Pagi hari di penghujung minggu. Kepak sayap burung-burung dara peliharaan tetangga terbang di ketinggian. Langit yang cerah dari pendaran sang mentari yang belum meninggi. Cantik. Secantik bumi yang tenang dan damai.

Sayang kedamaian ini telah setahun lebih terusik oleh penghuni bumi lainnya. Ya, virus yang mematikan ini masih betah bertahan di muka bumi ini. Entah sampai kapan. 

Corona, si kecil yang mampu melumpuhkan segala vitalitas di bumi ini. Semua negara tanpa terkecuali terkena imbasnya. Semua aktivitas berubah total. Seolah terjadi kemunduran pada kehidupan ini. Benarkah? Mungkin bagi sebagian besar orang akan mengatakan ya. Tapi seperti halnya dua sisi mata uang, bila dilihat dari efek positif yang ditimbulkan tentu saja juga ada.

Polusi berkurang drastis, orang-orang jadi lebih rajin memelihara kesehatan, keluarga lebih sering berkumpul di rumah, dsb. Meski tak dipungkiri efek negatifnya lebih banyak yang ditimbulkan. Dunia medis terutama, resesi ekonomi, pendidikan oline. Semua hal yang semula baik-baik saja berubah menjadi luar biasa.

Namun setelah setahun lebih berlalu, semua mulai menjadi biasa lagi. Perlahan kembali ke normal. Mulai ada perbaikan di segala bidang. Semoga akan segera merata. Ketenangan dan kedamaian tetap tercipta seperti permenungan di penghujung pagi ini.***

pagi

Leave a Reply