Banjir Berkat Berkat Banjir
Seminggu yang lalu banjir melanda hingga masuk ke rumah. Baru kali ini terjadi. Kebetulan seorang sahabat berulang tahun hari itu, datang dengan membawa makanan hasil masakannya sendiri. Tomboi tapi pandai memasak. Sedap masakannya. Sekotak penuh mie goreng, sebungkus besar sup, dan roti. Istimewa.
Disaat situasi tidak memungkinkan untuk memasak sendiri karena banjir. Berkat datang melimpah cukup untuk sekeluarga. Yang lebih istimewa adalah semua masakannya full daging, tidak ada sayur sedikitpun. Jadi jangan harap menemukan wortel di sup nya atau sawi hijau bahkan acar di mie nya, hahaha… Begini ini kalau orang yang tidak suka makan sayur turun ke dapur.
Awalnya dulu sempat kaget dengan keahliannya jago masak. Secara dari penampilan tidak terlihat feminin sekalipun. Celana panjang, kemeja atau kaos dan jaket menjadi pakaian kebesarannya sehari-hari. Kecuali saat di tempat kerja. Itu pun hanya rekan kerja yang melihatnya memakai seragam rok. Teman main tak pernah lihat dia tampil “cantik”. Gahar dan cuek meski sebenarnya punya hati yang baik dan tak tegaan.
Tak terasa sudah hampir 20 tahun kami dekat. Meski kesibukan membuat jarang bertemu, komunikasi pun hanya sesekali tapi hati tetap dekat. Dia sudah menjadi bagian dari keluarga.
Sehat dan bahagia selalu, ya!
Hari-hari mendatang akan menjadi hari baik yang penuh dengan berkat untukmu, Sahabat…
